
Presiden Indonesia Prabowo Subianto dalam pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, dan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa, di Markas Besar Uni Eropa, Brussels, pada Minggu lalu (13/7/2025). Foto: Kemenko Perekonomian.
JAKARTA, ukmdanbursa.com – Setelah sekitar sembilan tahun perundingan, akhirnya pemerintah Indonesia mencapai kesepakatan kemitraan ekonomi komprehensif dengan Uni Eropa, atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Siapa saja yang dapat keuntungan dari kerja sama sangat strategis ini?
Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Fithra Faisal menyampaikan, salah satu dampak positif utama dari IEU-CEPA adalah potensi peningkatan ekspor Indonesia hingga 50% dalam tiga hingga empat tahun ke depan. “Hal ini dimungkinkan, karena sekitar 80% produk unggulan Indonesia—seperti minyak kelapa sawit berkelanjutan, tekstil, alas kaki, hasil perikanan, makanan olahan, dan produk pertanian—akan mendapat bebas tarif atau preferensi tarif di pasar Eropa,” kata Fithra dalam keterangan di Jakarta, Kamis (17/7/2025).
Dampak turunannya adalah penciptaan lapangan kerja di berbagai sektor seperti industri manufaktur, pertanian dan perikanan, serta jasa profesional dan logistik. Sedangkan potensi penyerapan tenaga kerja bisa mencapai satu juta.
Berita terkait:
https://ukmdanbursa.com/truk-kena-pungli-rp-150-juta-ini-strategi-kemenhub/
Percepat Investasi Energi Terbarukan
Keuntungan lain adalah dukungan terhadap pengembangan ekonomi hijau. IEU-CEPA diharapkan mempercepat investasi dan pertumbuhan di sektor energi terbarukan, industri hijau, serta pertanian berkelanjutan. Ini merupakan langkah penting dalam transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon.

“Kita bisa leverage kapasitas institusional untuk memenuhi standar Uni Eropa, baik dalam hal lingkungan, kelembagaan, maupun tata kelola. Hal ini akan memperkuat governance dan mempercepat transformasi menuju ekonomi berkelanjutan,” ujarnya.
Kemitraan ini juga diyakini akan meningkatkan daya saing industri nasional. Standar IEU-CEPA yang tinggi membuka peluang alih teknologi dan peningkatan standar produksi di dalam negeri.
“Ini menciptakan sinyal positif dan bandwagon effect. Ini tidak hanya untuk investasi dari Uni Eropa, tapi juga dari negara-negara lain yang melihat Indonesia sebagai mitra dagang yang memenuhi standar internasional tertinggi,” ujar Fithra.
Selain memperkuat pasar utama, perjanjian kerja sama IEU-CEPA juga membuka peluang untuk ekspansi ke pasar-pasar baru yang selama ini belum tergarap secara optimal. Saat ini, Indonesia masih berada di peringkat ke-33 sebagai mitra dagang Uni Eropa, sementara Uni Eropa merupakan mitra dagang kelima terbesar bagi Indonesia.
“Jadi dengan perluasan pasar yang sifatnya belum optimal itu bisa meningkatkan peluang ekspor kita ke luar negeri. Jadi, tidak tergantung atau terkonsentrasi ke satu negara saja,” tandasnya.
Berita terkait:
https://ukmdanbursa.com/bi-menurunkan-bi-rate-25-bps-jadi-525-ini-alasannya/
Penandatanganan exchange letter yang menjadi pedoman akselerasi perjanjian IEU-CEPA dilakukan pada Minggu, 13 Juli 2025, usai pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Kantor Pusat Uni Eropa, Berlaymont Building, Brussel.
Dokumen ditandatangani oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan European Union Commissioner for Trade and Economic Security, Maroš Šefčovič.
7 thoughts on “Kesepakatan Kemitraan Ekonomi dengan Eropa Dorong Ekspor Melonjak 50%, Siapa Diuntungkan?”