
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso. Foto: Tangkapan layar YouTube BI.
JAKARTA, ukmdanbursa.com – Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai tukar rupiah. Pada pekan ini, non-resident mencatatkan penjualan neto makin jumbo di pasar keuangan dalam negeri.
“Kami sampaikan laporan aliran modal asing minggu III Juli 2025. Berdasarkan data transaksi 14 – 17 Juli, non-resident tercatat jual neto sebesar Rp 10,49 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp 1,91 triliun di pasar saham dan Rp 8,95 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta beli neto Rp 0,38 triliun di pasar SBN (Surat Berharga Negara),” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan di Jakarta, 18 Juli 2025.
Pada periode sama pekan lalu, berdasarkan data transaksi 7 hingga 10 Juli, non-resident tercatat jual neto sebesar Rp 7,90 triliun. Ini terdiri dari jual neto sebesar Rp 5,41 triliun di SRBI, Rp 2,34 triliun di pasar saham, dan Rp 0,16 triliun di pasar SBN.
Berita terkait:
Kemitraan Ekonomi Indonesia Eropa
Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen hingga17 Juli 2025, non-resident tercatat jual neto sebesar Rp 58,01 triliun di pasar saham dan Rp 48,07 triliun di SRBI. Namun, asing masih mencatatkan pembelian neto sebesar Rp 59,97 triliun di pasar SBN.
Rupiah Melemah
Sementara itu, premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 17 Juli 2025 sebesar 73,49 bps. Ini turun dibanding pada 11 Juli 2025 sebesar 74,23 bps. CDS adalah instrumen derivatif keuangan yang berfungsi sebagai asuransi terhadap risiko gagal bayar (default) surat utang.
Denny juga menyampaikan perkembangan nilai tukar rupiah sepekan ini. Berdasarkan data BI, rupiah melemah 0,49% ke Rp 16.301/USD hingga Jumat (19/7/2025) sore.

“Untuk akhir hari Kamis, 17 Juli 2025, rupiah ditutup pada level (bid) Rp 16.325 per dolar AS. Kemudian pagi hari Jumat, 18 Juli 2025, rupiah dibuka di level (bid) Rp 16.320 per dolar AS,” ujar Denny.
Pada Kamis lalu, yield SBN 10 tahun turun ke 6,57%. Pada Jumat pagi, lanjut Denny, yield SBN 10 tahun relatif stabil di 6,56%.
Berita terkait:
BI Menurunkan BI Rate 25 Bps Jadi 5,25%, Ini Alasannya
Sementara itu, indeks dolar tercatat menguat ke level 98,73 pada Kamis. Imbal hasil US Treasury Note 10 tahun juga naik ke 4,451%.
Indeks dolar AS menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang utama lainnya, yakni euro (EUR), yen Jepang (JPY), pound sterling Inggris (GBP), dolar Kanada (CAD), krona Swedia (SEK), dan franc Swiss (CHF). UST Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat dengan tenor 1-10 tahun.
“Bank Indonesia, ke depan, terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait. Selain itu, mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” paparnya.
1 thought on “Sepekan Asing Net Sell Makin Jumbo, Apa yang Terjadi?”